Saat ini di Indonesia, frekuensi stokopname bermacam-macam.
Dari yang lupa kapan terakhir kali stokopname sampai yang stokopname setiap bulan.
Perusahan yang baru sanggup stokopname setahun 1 kali, tiap mau libur lebaran punya banyak dalih untuk pembenaran hal ini dari : susahnya jaga cutoff karena transaksi tidak boleh berhenti, sampai banyaknya barang dan luasnya gudang yang akan distokopname.
Perusahaan yang 'sudah sanggup' melakukan stokopname tiap bulan banyak yang merasa sudah Oke dengan frekuensi ini, merasa sudah ada di jalan yang benar.
Jika Bapak/Ibu bertanya kepada saya apakah cukup stokopname 1 tahun 1 x ? saya akan jawab : tidak cukup.
Jika Bapak/Ibu bertanya kepada saya apakah cukup stokopname 1 bulan 1 x ? saya akan jawab : tidak cukup.
Lah, bagaimana ini, 1 bulan 1 x pun tidak cukup ? Ya, tidak cukup karena memory kita kapasitasnya kurang dari 1 bulan.
Dari yang lupa kapan terakhir kali stokopname sampai yang stokopname setiap bulan.
Perusahan yang baru sanggup stokopname setahun 1 kali, tiap mau libur lebaran punya banyak dalih untuk pembenaran hal ini dari : susahnya jaga cutoff karena transaksi tidak boleh berhenti, sampai banyaknya barang dan luasnya gudang yang akan distokopname.
Perusahaan yang 'sudah sanggup' melakukan stokopname tiap bulan banyak yang merasa sudah Oke dengan frekuensi ini, merasa sudah ada di jalan yang benar.
Jika Bapak/Ibu bertanya kepada saya apakah cukup stokopname 1 tahun 1 x ? saya akan jawab : tidak cukup.
Jika Bapak/Ibu bertanya kepada saya apakah cukup stokopname 1 bulan 1 x ? saya akan jawab : tidak cukup.
Lah, bagaimana ini, 1 bulan 1 x pun tidak cukup ? Ya, tidak cukup karena memory kita kapasitasnya kurang dari 1 bulan.
Komentar
Posting Komentar